·
Pengertian Hemodialisis
Hemodialisis adalah
terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal akut, gagal ginjal kronis, dan
gagal ginjal terminal melalaui mesin. Hemodialisis temasuk jenis membran
dialisis selain cangkok ginjal. Kelebihan dengan hemodialisis adalah pasien
hanya datang ke rumah sakit minimal 2 kali perminggu sedangkan cangkok ginjal
hanya dapat digantikan dengan ginjal asli yang diberikan oleh donor ginjal.
·
Proses Hemodialisis
Mekanisme proses pada
mesin hemodialisis, darah pompa dari tubuh masuk kedalam mesin dialisis lalu
dibersihkan pada dializer(ginjal buatan), lalu darah pasien yang sudah bersih
dipompakan kembali ketubuh pasien. Mesin dialisis yang paling baru dipasaran
telah dilengkapi oleh sistim koputerisasis dan secara terus menerus memonitor
array safty-critical parameter, mencangkup laju alir darah dan dialysate,
tekanan darah, tingkat detak jantung, daya konduksi, pH dll. Bila ada yang
tidak normal, alarem akan berbunyi. dua diantara mesin dialisis yang paling
besar adalah fresenius dan gambro. Dalam hemodialisis memerlukan akses
vaskular(pembulu darah) hemodalisis (AVH) yang cukup baik agar dapat diperoleh aliran
darah yang cukup besar, yaitu diperlukan kecepatan darah sebesar 200 – 300
ml/menit secara kontinu selama hemodialis 4-5 jam. AVH dapat berupa kateter
yang dipasang dipembulu darah vena di leher atau paha yang bersifat temporer.
Untuk yang permanen dibuat hubungan antara arteri dan vena, biasanya di lengan
bawah disebut arteriovenous fistula, lebih populer bila disebut(brescia) cimino
fistula. kemudian darah dari tubuh pasien masuk kedalam sirkulasi darah mesin
hemodialisis yang terdiri dari selang inlet/arterial (ke mesin) dan selang
outlet/venous (dari mesin ketubuh). kedua ujungnya disambung ke jarum dan
kanula yang ditusuk kepembulu darah pasien. Darah setelah melalui selang inlet
masuk kedialisar. Jumlah darah yang menempati sirkulasi darah di mesin berkisar
200ml. Dalam dialiser darah dibersihkan, sampah-sampah secara kontinu menembus
membran dan menyebrang ke kompartemen dialisat. di pihak lain cairan dialisat
mengalir dalam mesin hemodialisis dengan kecepatan 500ml/menit masuk kedalam
dialiser pada kompartemen dialisat. Cairan dialidat merupakan cairan yang pekat
dengan bahan utama elektr;it dan glukosa , cairan ini dipompa masuk kemesin
sambil dicampur dengan air bersih yang telah mengalami proses pembersihan yang
rumit (water treatment). Selama proses hamodialisis, darah pasien diberi
heparin agar tidak membeku bila berada diluar tubuh yaitu dalam sirkulasi darah
mesin.
Prinsip hemodialisis
sama seperti metoda dialisis. Melibatkan difusi zat terlarut ke sembrang suatu
selaput semi permiabel. Prinsip pemisahan menggunakan membran ini terjadi pada
dializer. Darah yang mengandung sisa-sisa meabolisme dengan konsentrasi yang
tinggi dilewatkan pada membran semipermiabel yang terdapat dalam dializer,
dimana dalam dilizer tersebut dialirkan dialisate dengan arah yang
berlawanan(counter current).
Driving force yang
digunakan adalah pebedaan konsentrasi zat yang terlarut berupa racun seperti
partikel-partikel kecil, seperti urea, kalium, asam urea, fosfat dan kelebihan
klorida pada darah dan dialysate. Semakin besar konsentrasi racuntersebut
didalam darah dan dialysate maka proses difusi semakin cepat. berlawanan dengan
peritoneal dialysis, dimana pengankutan adalah antar kompartemen cairan yang
statis, hemodialisis bersandar apda pengangkutan konvektif dan menggunakan
konter mengalir, dimana bila diasylate mengalir kedalam berlawanan arah dengan
mengalir extracorporeal sirkuit. metoda ini dapat meningkatkan efektivitas
dialisis.
Dialysate yang
digunakan adalah larutan ion mineral yang sudah disterilkan. urea dan sisa
metabolisme lainya, seperti kalium dan fosfat, berdifusi ke dalam dialysate.
Selain itu untuk
memisahkan yang terlarut adalam darah digunakan prinsip ultrafiltrasi. driving
force yang digunakan pada ultrafiltrasi ini adalah perbedaan tekanan hidrostatik
antara darah dan dialyzer. Tekanan darah yang lebih tinggi dari dialyzer
memaksa air melewati membran. Jika tekanan dari dialyzer di turunkan maka
kecepatan ultrafiltrasi air dan darah akan meningkat.
Jika kedua proses ini
digabungkan, maka akn didapatkan darah yang bersih setelah dilewatkan melalui
dialyzer. Prinsip inilah yang digunakan pada mesin hemodialisis modern,
sehingga keefektifitasannya dalam menggantikan peran ginjal sangat tinggi.
·
Kapan Harus Dilakukan
Hemodialisis?
Cuci darah dilakukan
jika gagal ginjal menyebabkan:
·
Kelainan fungsi otak (ensefalopati uremik)
·
Perikarditis (Peradangan kantong jantung)
·
Asidosis (peningkatan keasaman darah) yang tidak
memberikan respon terhadap pengobata lainnya.
·
Gagal Jantung
·
Hiperkalemia (kadar kalium yang sangat tinggi dalam
darah)
Skema proses
hemodialisa (National Kidney Foundation, 2001)
·
Komplikasi Hemodialisis
Menurut Tisher dan
Wilcox (1997) serta Havens dan Terra (2005) selama tindakan hemodialisa sering
sekali ditemukan komplikasi yang terjadi, antara lain :
1) Kram otot
Kram otot pada
umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa sampai mendekati
waktu berakhirnya hemodialisa. Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi
(penarikan cairan) yang cepat dengan volume yang tinggi.
2) Hipotensi
Terjadinya hipotensi
dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya dialisat natrium,
penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan tambahan
berat cairan.
3) Aritmia
Hipoksia, hipotensi,
penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan kalsium, magnesium,
kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia pada
pasien hemodialisa.
4) Sindrom
ketidakseimbangan dialisa
Sindrom
ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat diakibatkan dari
osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang kurang cepat dibandingkan
dari darah, yang mengakibatkan suatu gradien osmotik diantara
kompartemen-kompartemen ini. Gradien osmotik ini menyebabkan perpindahan air ke
dalam otak yang menyebabkan oedem serebri. Sindrom ini tidak lazim dan biasanya
terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa pertama dengan azotemia berat.
5) Hipoksemia
Hipoksemia selama
hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada pasien yang
mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.
6) Perdarahan
Uremia menyebabkan
ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat dinilai dengan mengukur waktu
perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan factor risiko
terjadinya perdarahan.
7) Ganguan pencernaan
Gangguan pencernaan
yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena hipoglikemia.
Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala. Infeksi atau
peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler.
8 ) Pembekuan darah
Pembekuan darah bisa
disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak sesuai ataupun kecepatan
putaran darah yang lambat.
Terimakasih telah
berkunjung, semoga bermanfaat !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar